Bekerjasama dengan Sekretariat Badan Kejuruan Teknik Industri – Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII) serta Universitas Krisnadwipayana, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggelar Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Re-Induatrialisasi Sektor Manufaktur” bertempat di Aula Masjid Raya UMC, Sumber, Kabupaten Cirebon.
Seminar tersebut menghadirkan empat narasumber expert di sektor manufaktur, diantaranya, tokoh nasional Sri Bintang Pamungkas, Direktur Utama PT. IBIMA Ir I Made Dana Tangkas, PT Sarandi Karya Nugraha Ir Isep Gojali serta Tokoh Industri Textile Ir Indra Ibrahim.
Dekan Fakultas Teknik UMC, Ir Nuri Kartini mengungkapkan bahwa perkembangan sektor manufaktur berkembang dengan sangat pesat, sehingga lembaga perguruan tinggi, sebagai lembaga yang berfungsi menyiapkan SDM di bidangnya, harus bisa menyesuaikan diri.
“Kita tidak boleh terjebak dalam rutinitas yang monoton, dunia bergerak sangat dinamis, termasuk di sektor manufaktur, semakin penuh persaingan dan bereriko,” ungkap Nuri.
Dengan demikian, lanjut Nuri, kemampuan untuk bisa mengikuti, dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada ini menjadi harga mati bagi, supaya tidak tergerus.
“Maka kitapun sebagai anak bangsa harus bergerak dengan kerja keras, kerja cepat dan kerja cerdas mengembangkan ide-ide baru, cara-cara baru yang memberikan nilai tambah untuk perkembangan dunia industry khususnya. Sejalan dengan konsep keinsinyuran, membuat yang sulit menjadi mudah, membuat yang belum ada menjadi ada,” kata Nuri.
Ditempat yang sama, Rektor UMC, Arif Nurudin mengatakan, seminar kemarin melahirkan beberapa hal yang positif, yang tentunya bisa ditindaklanjuti oleh UMC.
“Tindaklanjutnya, ada MoU kerjasama antara UMC dan BKTI-PII untuk bersama melaksanakan tri dharma pendidikan. Kita juga berencana mendirikan Prodi Profesi Insinyur untuk mendekatkan para insinyur dalam berpartisipasi memajukan Cirebon,” kata Arif.
Sementara itu, Ketua BKTI-PII yang didaulat memberikan Keynote Speech, Dr Ir Faizal Safa menerangkan, ada 5 sektor industri prioritas menuju Industri 4.0, yakni, industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri kimia, industri elektronika dan industri tekstil dan pakaian jadi dengan memiliki kontribusi yang berbeda terhadap PDB.
“Kelima sektor tersebut memberikan kontribusi 12,67 persen terhadap total PDB kita, atau 70,86 persen terhadap PDB industri pengolahan non migas” terang Faizal.
Dengan kondisi tersebut, ada 10 strategi prioritas nasional yang disiapkan untuk making Indonesia 4.0.
“Salahsatunya adalah peningkataj kualitas SDM, dan itulah ruangan kita, ruang perguruan tinggi,” kata Faizal.